Kabar menggembirakan datang dari Desa Gentan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo. Setelah melalui proses panjang dan melibatkan banyak elemen masyarakat, Koperasi Desa Merah Putih Gentan akhirnya resmi terbentuk. Koperasi ini bukan sekadar lembaga simpan pinjam atau jual beli biasa, melainkan diharapkan menjadi pusat gerakan ekonomi rakyat yang berkelanjutan. Yang menarik, struktur pengurus koperasi ini tidak diisi oleh nama-nama sembarangan. Mereka adalah putra-putra terbaik daerah, anak muda dan tokoh masyarakat yang sudah terbukti dedikasinya bagi desa. Proses penjaringan pun dilakukan terbuka, dengan mempertimbangkan integritas dan kemauan untuk membangun bersama. Dengan semangat gotong royong, koperasi ini berdiri bukan atas nama satu dua orang, tapi atas nama kepentingan bersama. Ini adalah koperasi dari warga, oleh warga, dan untuk warga.

Secara struktur, koperasi ini akan membagi pergerakan usahanya ke dalam dua lini besar: konvensional dan digital. Lini konvensional akan mengelola unit-unit usaha yang sudah akrab di tengah masyarakat. Beberapa contoh yang disiapkan di antaranya adalah pangkalan gas yang dikelola koperasi, layanan toko kebutuhan warga (TUK), hingga keagenan Laku Pandai untuk layanan perbankan skala desa. Semua ini dibentuk untuk menjawab kebutuhan harian warga dan mengurangi ketergantungan ke luar desa. Di sisi lain, lini digital disiapkan sebagai langkah besar Gentan dalam menjawab tantangan zaman. Warga yang tergabung dalam UMKM akan difasilitasi melalui sebuah sistem marketplace digital berbasis lokal desa. Sistem ini bukan hanya tempat jual beli, tapi juga pusat pertumbuhan digital UMKM. Kombinasi antara usaha lama dan baru ini diharapkan bisa berjalan selaras dan saling menopang.

Semangat pembentukan koperasi ini sebetulnya sudah lama tumbuh di tengah masyarakat Gentan. Berbagai diskusi telah dilakukan sejak tahun lalu, baik secara resmi dalam forum desa maupun secara informal antar warga. Kesadaran bahwa desa membutuhkan sistem ekonomi yang berpihak kepada warga sendiri menjadi pemicu utamanya. Terlebih dengan banyaknya potensi warga yang belum terfasilitasi secara baik, khususnya dalam bidang produksi rumahan, kuliner, hingga usaha digital. Koperasi dipilih karena model ini sudah terbukti di banyak tempat sebagai sistem ekonomi rakyat yang tahan banting. Tak hanya itu, koperasi juga membuka ruang partisipasi aktif dari semua kalangan, termasuk anak muda. Ini yang membedakan koperasi dari sekadar toko atau usaha pribadi. Semua punya ruang, dan semua punya suara.

Proses awal pembentukan koperasi juga melibatkan pendampingan dari perangkat desa dan tokoh masyarakat. Hal ini penting agar arah kebijakan koperasi selaras dengan rencana pembangunan desa. Tak sedikit yang terlibat dalam proses ini secara sukarela, mulai dari membuat draft AD/ART, menyusun struktur pengurus, hingga mencari masukan dari koperasi desa lain yang sudah lebih dulu berjalan. Rapat demi rapat dilakukan tanpa henti, bahkan hingga larut malam. Yang membanggakan, antusias warga sangat tinggi, terutama generasi muda. Banyak dari mereka yang menyumbangkan tenaga, ide, bahkan keahlian teknis, termasuk membuat sistem digital koperasi. Koperasi ini lahir dari kesadaran kolektif, bukan proyek pesanan. Karena itu, semangat kebersamaannya begitu kuat.

Salah satu lini yang menarik perhatian masyarakat adalah pengembangan sistem digital koperasi yang menyatu dengan aplikasi KlikGENTAN. Aplikasi ini dirancang sebagai platform digital yang bisa menjadi etalase bagi UMKM lokal. Tak hanya jualan, UMKM juga bisa mengatur stok, transaksi, hingga menerima pesanan dari warga lain secara langsung melalui aplikasi ini. Sistemnya sederhana, tapi sangat fungsional. Bahkan untuk warga yang belum terbiasa belanja online, KlikGENTAN disiapkan agar bisa digunakan dengan mudah. Di balik sistem ini, ada tim pengembang dari desa sendiri yang paham benar karakter dan kebutuhan warga. Jadi, meskipun ini aplikasi digital, rasanya tetap lokal dan membumi. Ini bukan sekadar teknologi, tapi alat gotong royong versi digital.

Di sektor konvensional, koperasi juga akan tetap fokus agar layanan dasar warga bisa terpenuhi dengan baik. Kebutuhan seperti gas, sembako, pulsa, hingga jasa keuangan mikro akan dikelola langsung oleh unit usaha koperasi. Hal ini ditujukan agar harga tetap stabil dan keuntungan bisa kembali ke warga, bukan ke tengkulak. Model distribusi dan penjualan akan dirancang agar efisien, dengan mengandalkan gudang desa dan toko mitra yang tersebar di beberapa dukuh. Bahkan ke depan, ada rencana agar koperasi bisa bermitra dengan desa lain sebagai distributor regional. Dengan demikian, koperasi ini tidak hanya berdampak di Gentan, tapi juga menjadi contoh model ekonomi desa yang bisa direplikasi. Semua dijalankan secara bertahap, tanpa gegabah, tapi dengan visi yang jauh ke depan.

Yang tak kalah penting, koperasi ini juga akan berperan sebagai lembaga edukatif dan pelatihan. Warga yang ingin belajar usaha, belajar digital, atau bahkan pelatihan teknis UMKM, akan difasilitasi melalui program rutin koperasi. Ini bukan sekadar tempat setor dan ambil uang, tapi pusat pertumbuhan ekonomi rakyat. Anak-anak muda akan dilibatkan dalam pelatihan teknologi, produksi konten, hingga pengembangan sistem digital. Sedangkan ibu-ibu bisa mengikuti pelatihan olahan makanan, kemasan produk, dan pemasaran sederhana. Semua dirancang agar warga tidak hanya menjadi konsumen, tapi juga produsen dan pelaku ekonomi yang mandiri. Koperasi Merah Putih Gentan ingin menumbuhkan ekosistem belajar sambil jalan.

Dengan terbentuknya koperasi ini, masyarakat Gentan punya alasan baru untuk percaya pada kekuatan sendiri. Di tengah banyaknya tantangan ekonomi, koperasi hadir sebagai jawaban yang bisa dijalankan secara nyata. Tidak bergantung pada bantuan luar, tapi tumbuh dari dalam. Dengan kolaborasi antara struktur desa dan gerakan warga, koperasi ini siap menjadi salah satu titik balik pembangunan ekonomi Gentan. Kini saatnya warga bersatu, saling bantu, dan memanfaatkan sistem yang sudah dibangun bersama. Koperasi ini bukan akhir, tapi justru awal dari gerakan besar Gentan untuk masa depan. Seperti namanya, Merah Putih, koperasi ini hadir membawa semangat persatuan, keberanian, dan kemandirian. Dan semuanya dimulai dari desa.